Pascasarjana
Pendidikan Matematika kelas B
Dosen Bapak
Prof. Dr. Marsigit, MA.
Selasa, 28 Oktober
2015 pukul 07.30 - 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA
Universitas
Negeri Yogyakarta (UNY)
'' MENGGAPAI KATA BIJAK ''
Ada sebuah pertanyaan : saya pernah membaca Elegi Bapak yang berjudul Elegi menggapai bijak. Di
sana Bapak Bilang “Bijaknya seseorang menentukan dia berada di level mana”
pertanyaan saya, apakah bijak di sini termasuk bijak dalam pemerintahan? Jawaban dari Prof. Dr. Marsigit, M.A, Kehidupan
manusia tentunya adalah mencari kehidupan yang lebih baik. Kehidupan secara
lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam kehidupannya.
Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau
diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang
mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya. Konsep kehidupan ini
tentunya tidak terlepas dari filsafat. Salah satunya filsafat ilmu. Filsafat
ilmu memberikan perspektif yang berbeda dalam kehidupan yakni hidup yang lebih
bijaksana dan lebih kritis.
Dalam Elegi
menggapai bijak, bijak disitu dimaksud yaitu bijak diri, bukan bijak dalam
pemerintahan. Bijak diri yang bijak dalam artian itu sesuai ruang dan waktu.
Ketika saya memberikan kuliah seperti ini, saya menggunakan baju yang setandar
dan sopan. Akan tetapi jika saya menggunakan kaos dan sandal maka saya termasuk
bukan orang yang bijak. Bijaksana disini artinya adalah sopan dan santun
terhadap ruang dan waktunya. Bagaimana seseorang bisa sopan dan santun jika dia
tidak mengerti, maka sebenar-benar bijak adalah pengetahuan itu
sendiri. Orang barat mendefinisikan orang yang bijak adalah orang yang
mempunyai pengetahuan, sedangkan orang timur mendefinisikan bijak selain dari
mempunyai ilmu pengetahuan juga harus memiliki hati nurani. Antara barat dan
timur sebenarnya saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Maka
sopan dan santun terhadap ruang dan waktu itu adalah memerlukan ilmu.
Pengetahuan
menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk manusia yang lebih baik.
Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat mengembangkan diri dan hidupnya.
Apa yang diketahui secara lebih umum dalam pengetahuan, dalam ilmu diketahui
secara lebih masuk akal. Dalam hal ini ilmu lebih kritis daripada hanya
menerima apa yang didapat dari pengetahuan. Sekalipun demikian saya megangkat
pengetahuan untuk memahami hidup manusia dan secara kritis dilihat oleh ilmu.
Pengetahuan yang dimaksud di sini lebih pada pengetahuan manusia tentang diri
sendiri dan dunianya. Ketika manusia mengetahui dan mengenal dirinya secara
penuh, ia akan hidup secara lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia yang
adalah dunianya. Berkaitan dengan itu manusia juga membutuhkan pengetahuan
tentang lingkungan atau dunianya. Dengan pengetahuan yang ia miliki tentang
dunia atau lingkungannya, manusia dapat mengadaptasikan dirinya secara cepat
dan lebih mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar