Selasa, 10 November 2015

Refleksi Filsafat Ilmu



Pascasarjana Pendidikan Matematika kelas B
Dosen Bapak Prof. Dr. Marsigit, MA.
Selasa, 28 Oktober 2015 pukul 07.30 - 09.10 di ruang PPG 1 gedung FMIPA
Universitas Negeri Yogyakarta (UNY)

'' MENGGAPAI KATA BIJAK ''

       Ada sebuah pertanyaan : saya pernah membaca Elegi Bapak yang berjudul Elegi menggapai bijak. Di sana Bapak Bilang “Bijaknya seseorang menentukan dia berada di level mana” pertanyaan saya, apakah bijak di sini termasuk bijak dalam pemerintahan? Jawaban dari Prof. Dr. Marsigit, M.A, Kehidupan manusia tentunya adalah mencari kehidupan yang lebih baik. Kehidupan secara lebih baik merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh manusia dalam kehidupannya. Untuk mencapai hidup secara lebih baik manusia perlu untuk dibentuk atau diarahkan. Pembentukan manusia itu dapat melalui pendidikan atau ilmu yang mempengaruhi pengetahuan tentang diri dan dunianya. Konsep kehidupan ini tentunya tidak terlepas dari filsafat. Salah satunya filsafat ilmu. Filsafat ilmu memberikan perspektif yang berbeda dalam kehidupan yakni hidup yang lebih bijaksana dan lebih kritis.
Dalam Elegi menggapai bijak, bijak disitu dimaksud yaitu bijak diri, bukan bijak dalam pemerintahan. Bijak diri yang bijak dalam artian itu sesuai ruang dan waktu. Ketika saya memberikan kuliah seperti ini, saya menggunakan baju yang setandar dan sopan. Akan tetapi jika saya menggunakan kaos dan sandal maka saya termasuk bukan orang yang bijak. Bijaksana disini artinya adalah sopan dan santun terhadap ruang dan waktunya. Bagaimana seseorang bisa sopan dan santun jika dia tidak mengerti,  maka sebenar-benar bijak adalah pengetahuan itu sendiri. Orang barat mendefinisikan orang yang bijak adalah orang yang mempunyai pengetahuan, sedangkan orang timur mendefinisikan bijak selain dari mempunyai ilmu pengetahuan juga harus memiliki hati nurani. Antara barat dan timur sebenarnya saling melengkapi antara yang satu dengan yang lainnya. Maka sopan dan santun terhadap ruang dan waktu itu adalah memerlukan ilmu.
Pengetahuan menjadi unsur yang penting dalam usaha membentuk manusia yang lebih baik. Dengan pengetahuan yang memadai manusia dapat mengembangkan diri dan hidupnya. Apa yang diketahui secara lebih umum dalam pengetahuan, dalam ilmu diketahui secara lebih masuk akal. Dalam hal ini ilmu lebih kritis daripada hanya menerima apa yang didapat dari pengetahuan. Sekalipun demikian saya megangkat pengetahuan untuk memahami hidup manusia dan secara kritis dilihat oleh ilmu. Pengetahuan yang dimaksud di sini lebih pada pengetahuan manusia tentang diri sendiri dan dunianya. Ketika manusia mengetahui dan mengenal dirinya secara penuh, ia akan hidup secara lebih sempurna dan lebih baik dalam dunia yang adalah dunianya. Berkaitan dengan itu manusia juga membutuhkan pengetahuan tentang lingkungan atau dunianya. Dengan pengetahuan yang ia miliki tentang dunia atau lingkungannya, manusia dapat mengadaptasikan dirinya secara cepat dan lebih mudah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar